Kalimat tanya atau dikenal pula dengan kalimat
interogatif secara formal ditandai oleh kehadiran kata tanya seperti apa,
siapa, berapa, kapan, dan bagaimana dengan atau tanpa partikel-kah sebagai
penegas, kalimat ini akhiri dengan tanda tanya (?) pada bahasa tulis dan pada
bahasa lisan dengan suara naik, terutama kata tanya atau suara turun.
Maksud Pengajuan Pertanyaan
dan Situasi Pertanyaan
Pertanyaan dapat digunakan untuk maksud seperti :
a.
Untuk mengetahui
sesuatu
b.
Untuk memastikan
sesuatu
c.
Untuk menguji sesuatu
Selain untuk melontarkan pertanyaan seperti diatas,
kalimat tanya juga dapat digunakan untuk tujuan :
a.
Memohon
b.
Meminta
c.
Menyuruh
d.
Mengajak
e.
Merayu
f.
Menyindir
g.
Meyakinkan
h.
Menyetujui
i.
Menyanggah
Situasi-situasi yang memungkinkan mempergunakan
kalimat tanya antara lain :
a.
Wawancara
b.
Dialog/drama
c.
Kegiatan belajar
mengajar
d.
Diskusi
e.
Khotbah
f.
Konfirmasi
g.
Klarifikasi
h.
Audiensi
i.
Sidang-sidang
Jenis dan Pembentukan Kalimat
Tanya
Kalimat tanya
dapat dibedakan atas :
a.
Kalimat tanya ya-tidak,
kalimat Tanya ini hanya memerlukan jawaban “ya” atau “tidak”.
Contoh : Apakah
Riana sedang di dapur ?
Haruskah
Farid pergi ke Solo besok ?
b.
Kalimat tanya yang
menggunakan kata tanya untuk tujuan tertentu, seperti :
-
Kata tanya “apa” untuk
menanyakan benda, tumbuhan, hewan, dan identitas.
Contoh
: Apa yang sedang Dira saksikan di televisi?
-
Kata tanya “siapa”
untuk menanyakan orang atau Tuhan atau Malaikat.
Contoh
: Siapa pemilik restoran yang baru di buka itu ?
-
Kata tanya “bagaimana”
untuk menanyakan keadaan.
Contoh
: Bagaimana situasi di Cilacap pasca gempa bumi beberapa waktu lalu ?
-
Kata tanya “mengapa”
untuk menanyakan sebab.
Contoh
: Mengapa ia tidak masuk sekolah hari ini ?
-
Kata tanya “kapan”
untuk menanyakan waktu.
Contoh
: Kapan Ratri kembali dari Surabaya ?
-
Kata tanya “dimana;
kemana; mana” untuk menanyakan tempat, sesuatu / seseorang dari suatu kelompok.
Contoh
: Dimana pedagang itu tinggal ?
-
Kata tanya “berapa”
untuk menanyakan jumlah.
Contoh
: Berapa harga buku tersebut ?
c.
Kalimat tanya retoris
atau oratoris, yakni kalimat yang tidak membutuhkan jawaban.
Cara yang dapat ditempuh
untuk membentuk kalimat Tanya ialah dengan :
a. a. Menambahkan partikel
penanya apa, yang harus dibedakan dari kata Tanya apa.
Contoh
: Apa dia istri Pak Herman ?
b. b. Mengubah urutan kata
dari kalimat deklaratif, dengan memperlihatkan kaidah :
- Jika
dalam kalimat deklaratif terdapat kata seperti dapat, bisa, harus, seudah, dan
mau, kata tersebut dipindah ke awal kalimat dan ditambah partikel-kah.
Contoh
: Dapatkah dia pergi sekarang ?
- Jika
kalimat yang predikatnya nomina atau adjektiva, urutan subjek dan predikatnya
dapat dibalikkan dan kemudian partikel – kah ditambah frase yang telah
dipindahkan ke muka.
Contoh : Masalah
ini urusan Pak Ali.
Urusan
Pak Alikah masalah ini?
- Jika
predikat kalimat adalah verba taktransitif, ekatranssitif atau semitransitif,
verba beserta objek atau perlengkapannya dapat dipindahkan ke awal kalimat kemudian
ditambah partikel-kah.
Contoh : Dia
menangis kemarin
Menangiskah
dia kemarin ?
c. c. Membentuk kalimat
dengan menempatkan kata bukan / bukankah, (apa/atau) belum atau tidak.
Contoh : Dia
sakit.
Dia
sakit, bukan?
Bukankah
dia sakit?
d.d. Memakai kata tanya
seperti apa, siapa, kapan, dan mengapa sebagaimana kalimat Tanya untuk tujuan
tertentu.