Senin, 01 Desember 2014

GEJALA FISIK HAZARD




GEJALA FISIK HAZARD
1.      Gempa bumi
Karakteristik
Tingkat Kerentanan
Hal yang perlu dipertimbangkan
Gejala :
Bergesernya kristal batuan disepanjang daerah yang rapuh dan saling bertabrakan;

Karakteristik umum
Bergetarnya bumi akibat gelombang dan dibawah permukaan bumi karena:
·         Permukaan yang bergeser
·         Hentakan
·         Tsunami
·         Getaran
·         Mencairnya es
·         Tanah longsor

Hal-hal yang dapat diprediksikan
Kemungkinan terjadinya gempa bumi dapat diramalkan tetapi tidak dapat ditentukan waktunya secara tepat.  Ramalan tersebut berdasarkan pemantauan kegiatan seismik (hal-hal yang berhubungan dengan gempa bumi), sejarah bencana, dan observasi.

Faktor penyebab kerentanan
·      Lokasi wilayah seismik (kedekatan wilayah pemukiman dengan wilayah/pusat gempa)
·      Struktur yang tidak tahan terhadap pergerakan tanah
·      Tingkat kepadatan bangunan yang tinggi
·      Kurangnya akses informasi mengenai resiko gempa bumi

Dampak yang khas
·      Kerusakan fisik – Rusak atau hancurnya struktur dan infrastruktur. Kebakaran, rusaknya bendungan, tanah longsor, dan banjir mungkin saja terjadi.

·      Korban – cenderung banyak, khususnya dekat episenter atau wilayah dengan tingkat populasi tinggi, atau bangunan yang rapuh.

·      Persediaan air – Masalah yang sering muncul biasanya karena rusaknya sistem air, polusi sumur yang terbuka.

·      Kesehatan – kasus luka patah tulang merupakan permasalahan utama.  Ancaman lainnya adalah persediaan air atau rusaknya sistem sanitasi.
Upaya mengurangi resiko
·         Pemetaan hazard (wilayah rawan gempa/bencana)
·         Pelatihan dan program penyadaran masyarakat
·         Penilaian dan mengurangi struktur tingkat kerentanan
·         Manajemen dan pemetaan penggunaan tanah dan pengkodean bangunan
·         Asuransi

Upaya kesiapsiagaan
Mencermati informasi peringatan dini dan kesiapsiagaan gempa bumi

Kebutuhan paska bencana
·         Pencarian dan penyelamatan
·         Bantuan medis darurat
·         Survey penilaian kerusakan dan kebutuhan
·         Bantuan pangan
·         Rekonstruksi/perbaikan
·         Pemulihan ekonomi




2.      Letusan gunung berapi
Karakteristik
Tingkat Kerentanan
Hal yang perlu dipertimbangkan
Gejala :
Bahan dasar letusan gunung berapi adalah magma dan akumulasi tekanan gas yang meningkat mengakibatkan terjadinya semburan magma, yang disebut sebagai letusan.   

Karakteristik umum :
·         Hujan abu
·         Arus pyroclastic/awan panas
·         Aliran lumpur atau puing
·         Lahar
·         Gas
·         Tsunami

Hal-hal yang dapat diprediksikan
Ramalan jangka pendek dalam hitungan jam atau bulan, yang dapat dilakukan melalui teknik pemantauan dan observasi seismik, perubahan tanah, pencatatan perubahan hidrotermal, geokimia, dan geoelektrik.

Faktor penyebab kerentanan
·      Gunung yang kaya tanah (subur) menarik perhatian orang-orang untuk menetap.
·      Struktur dengan desain atap yang tidak tahan terhadap akumulasi abu, akan sangat rentan bahkan dalam jarak bermil-mil dari gunung berapi.

Dampak yang khas
·      Korban – luka, terbakar, aspaksia, keracunan gas, air terkontaminasi bahan kimia.

·      Kerusakan struktur – Arus pyroclastic akan menghancurkan segala sesuatu yang dilewatinya. Abu dapat merusak struktur bangunan/benda tinggi. Abu panas menyebabkan kebakaran. Banjir merupakan hasil dari terputusnya atau berbeloknya arus air. Arus lumpur dapat menyebabkan kerusakan bangunan atau benda lain.

·      Persediaan makanan dan hasil panen – kerusakan disebabkan karena arus abu, lumpur, pyroclastic atau lahar. Peternakan mungkin juga akan terkena dampaknya

Upaya mengurangi tingkat resiko
·          Relokasi/penampungan
·          Manajemen pemanfaatan tanah
·          Evakuasi

Upaya kesiapsiagaan
·         Pemantauan aktifitas gunung berapi
·         Pengembangan rencana kedaruratan gunung berapi
·         Pelatihan dan partisipasi masyarakat

Kebutuhan paska bencana
·         Evakuasi
·         Bantuan medis darurat
·         Survey penilaian kerusakan dan kebutuhan
·         Bantuan pangan, sandang
·         Relokasi/penampungan
·         Pemulihan ekonomi




3. Tanah longsor
Karakteristik
Tingkat Kerentanan
Hal yang perlu dipertimbangkan
Gejala
Miring/logsornya tanah dan batuan akibat getaran, perubahan arah air, beban yang berlebihan, cuaca, bergesernya penopang, komposisi aliran air, rapuhan, berkurangnya unsur pengikat tanah, dan lereng buatan manusia.

Karakteristik umum
·         Jenis gerakan tanah longsor bervariasi:  jatuh, longsor, robohnya penopang bumi, dan mungkin juga karena badai, gempa bumi, dan letusan gunung berapi.
·         Lebih luas daripada gejala alam lainnya

Hal-hal yang dapat diprediksikan
·         Frekuensi kejadian, luas, dan dampak tanah longsor mungkin dapat diramalkan, dan wilayah resiko tinggi juga dapat ditentukan dengan cara memanfaatkan informasi geologi, geomorfologi, hidrologi, klimatologi, dan vegetasi.

Faktor penyebab kerentanan

·         Perumahan/bangunan di lereng, tanah yang rapuh, karang diatas bukit
·         Perumahan/bangunan di dasar lereng, atau lembah
·         Jalur komunikasi dan jalan di wilayah pengunungan
·         Bangunan berpondasi lemah
·         Pipa yang mudah rusak, jalur pipa yang terkubur
·         Kurangnya pemahanan mengenai bahaya dan dampak tanah longsor
Dampak yang khas

·         Kerusakan fisik – Semua yang berada diatas atau sekitar jalur longsor akan mengalami kerusakan. Pecahan batu akan menghalangi jalan, jalur komunikasi atau aliran air. Dampak tidak langsung yang muncul mungkin rusaknya hasil pertanian, hutan, banjir, dan berkurangnya nilai property.
·         Korban – Kefatalan terjadi karena longsornya lereng. Runtuhan puing atau banjir lumpur dapat menyebabkan ribuan korban meninggal

Upaya mengurangi tingkat resiko

·         Pemetaan hazard
·         UU penggunaan tanah
·         Asuransi

Upaya kesiapsiagaan

·         Pendidikan
·         Sistem monitoring (pemantauan), peringatan dan evakuasi
Kebutuhan paska bencana

·         Pencarian dan penyelamatan (menggunakan alat pengerukan tanah)
·         Bantuan medis
·         Penampungan darurat




4.  Banjir
Karakteristik
Tingkat Kerentanan
Hal yang perlu dipertimbangkan
Gejala
·         Secara alamiah terjadi secara cepat, di daerah sungai atau pantai karena hujan yang terus menerus atau bersifat musiman.
·         Ulah manusia dalam hal pemanfaatan lahan dan penampungan air.
Karakteristik umum
·         Faktor yang mempengaruhi tingkat bahaya – kedalaman air, durasi, kecepatan air, rata-rata kenaikan air, frekuensi kejadian, cuaca
·         Banjir bandang – bendungan rusak, hujan yang tidak berhenti, hujan lebat secara tiba-tiba
·         Banjir sungai – lambat, dan biasanya musiman
·         Banjir pantai – berhubungan dengan angin tropis, gelombang tsunami, dan badai

Hal-hal yang dapat diprediksikan

Banjir biasanya tergantung pada musim, kapasitas penampungan air, dan survey pemetaan wilayah banjir. Beberapa sistem peringatan mungkin telah dipersiapkan, tetapi kadang hanya sedikit yang dilaksanakan, terutama sebelum banjir bandang dan tsunami terjadi.

Faktor penyebab kerentanan

·         Perumahan yang berada di daerah banjir
·         Kurangnya kesadaran akan bahaya dan dampak banjir
·         Berkurangnya kemampuan penyerapan tanah (erosi, bangunan beton)
·         Pondasi tanah dan bangunan tidak tahan air
·         Elemen infrastruktur yang beresiko tinggi
·         Persediaan bahan pangan, pertanian, dan peternakan dan tidak disimpan dengan baik
·         Industri maritim dan perkapalan ikan
Dampak yang khas

·         Kerusakan fisik – Struktur menjadi rusak atau hanyut, hancur. Tanah longsor karena tanah menjadi basah. Kerusakan dilembah lebih besar daripada di wilayah terbuka
·         Korban – meninggal karena tenggelam, atau luka serius
·         Persediaan air – air tanah dan air sumur yang terkontaminasi. Air bersih mungkin tidak tersedia
·         Kesehatan – penyakit yang mungkin muncul: malaria, diare, infeksi
·         Persediaan makanan dan hasil pertanian– persediaan makanan dan pertanian mungkin rusak

Upaya mengurangi resiko
·         Kontrol banjir – bendungan, saluran air Banjir – kontrol erosi
·         Penilaian resiko dan pemetaan hazard
·         Manajemen penggunaan tanah
·         Mengurangi struktur tingkat kerentanan
·         Penghijauan (reboisasi)

Upaya kesiapsiagaan
·         Deteksi banjir dan sistem penyadaran
·         Pendidikan dan partisipasi masyarakat
·         Pengembangan rencana manajemen wilayah banjir
Kebutuhan paska bencana
·         Pencarian dan penyelamatan
·         Bantuan kesehatan
·         Penilaian bencana
·         Air bersih
·         Penyediaan makanan dan minuman jangka pendek
·         Pemantauan epidemologi
·         Penampungan sementara        




5.  Kekeringan
Karakteristik
Tingkat Kerentanan
Hal yang perlu dipertimbangkan
Gejala
·         Sebab utama – kurangnya curah hujan
·         Sebab lain – El Nino (serangan air permukaan panas ke air yang lebih dingin di Pasifik timur); makhluk hidup dapat menyebabkan perubahan pada permukaan tanah.  

Karakteristik umum
·         Air dan kelembaban akan berkurang
·         Kekeringan secara meteorologi – curah hujan dibawah harapan (kurang), dalam jangka waktu yang lama dan wilayah yang luas.
·         Kekeringan hidrologi – terjadi karena defisit air pada permukaan (kondisi dibawah normal) atau frekuensi air tanah yang kurang.
·         Kekeringan agrikultur – terjadi karena kurangnya frekuensi dan sebaran hujan, penyerapan serta penguapan air yang menyebabkan rusak/berkurangnya lahan pertanian atau peternakan

Hal-hal yang dapat diprediksikan
·         Periode kekeringan yang tidak normal biasanya terjadi pada musim panas yang normal. Belum ada metode yang secara tepat dapat meramalkan waktu dan lama kejadian, kapan berakhir dan kapan akan terjadi lagi.
·         Analisa data klimatologi dapat membantu persiapan penilaian (assessment).
·         Besar – skala kekeringan di Fiji terjadi selama episode, yang dikenal sebagai Gangguan Selatan El Nino (El Nino Southern Oscillation).  Masa ini merupakan siklus 4 – 5 tahunan.
Faktor penyebab kerentanan :

·         Wilayah dengan kondisi panas, dan meningkat menjadi periode kekeringan
·         Wilayah pertanian berada ditanah yang berlapis tipis
·         Kurangnya penghijauan/pepohonan
·         Kurangnya penanaman
·         Suatu wilayah tergantung pada hujan sebagai sumber air
· Rendahnya daya serap dan kelembaban   tanah
·   Kurangnya kemampuan mengenali sumber hazard kekeringan

Dampak yang khas :

·        Berkurangnya pendapatan petani
·         Peternakan dan pertanian rusak
· Berkurangnya kualitas dan kuantitas bidang agrikultur (pertanian dan perkebunan)
·         Meningkatnya harga-harga
·         Rata-rata inflasi meningkat
·     Menurunnya status gizi, timbulnya penyakit, kematian, dan kelaparan
·        Berkurangnya sumber air minum
·         Migrasi

Upaya mengurangi resiko :

·  Pengembangan rencana respon antar institusi;

Upaya kesiapsiagaan :

·  Sistem peringatan dini tentang kelaparan dan kekeringan;

Kebutuhan paska bencana

·         Upaya mempertahankan ketersediaan makanan Harga yang stabil
·         Subsidi makanan
·         Program penciptaan lapangan dan tenaga kerja
·         Distribusi makanan
·         Program makanan tambahan
·         Program-program khusus dibidang peternakan dan perkebunan
·         Program kesehatan dan air
·         Rehabilitasi