Sinopsis
Namanya Makky
Matahari Muhammad
dan Cinta menyimpan nama itu dengan baik di kepalanya.
Bukan karena salam yang diucapkan lelaki itu saat
pertama bertemu.
Tetapi karena kehadirannya membawa pelangi dalam
hidup Cinta.
Belasan tahun menjalankan hidup sebagai
piatu, Cinta bahkan tidak tahu wajah ibunya.
Papa dengan sempurna melenyapkan setiap jejak perempuan terkasih itu. Saat Papa
menikah dengan Mama Alia, dan membawa dua saudara tiri, Cinta makin tersisih.
Ketika surga terenggut dari hari-hari
Cinta, lelaki itu hadir.
Makky Matahari Muhammad yang humoris namun santun itu mengenalkannya pada dunia
lain yang memberi kebahagiaan. Hingga sebuah rahasia besar belasan tahun
terbongkar, dan Cinta harus menempuh perjalanan jauh yang memisahkan mereka.
___________________
Novel yang mampu memberikan porsi pada
cinta, tanpa ada kedzaliman pada hati. Hingga cinta
tak kenal galau. (Hamid Zanath Zayn)
Cerita cinta apik yang lebar. Nggak
melulu cinta sama sang Makky. Tapi juga cinta bunda dan keluarga, sahabat, and
ofcourse cinta kepada Allah make me love this book grin emotikon
(Linbud Binti Buyung)
Sungguh cerita yang menguras airmata. Tak
bosan membaca novel ini berulang kali. Mengajarkan pembaca akan arti “surga di
bawah telapak kaki ibu”. Menghibur sekaligus menjadi teladan bagi pembaca untuk
selalu mendekatkan diri pada Tuhan.
(Ocha Thalib)
============================
Untuk resensi buku cinta di ujung sajadah
kali diresensi oleh bungakaktus.wordpress.com
Cinta adalah seorang gadis piatu. Belasan
tahun ia mencari tahu siapa ibunya? Namun ayah Cinta tak pernah mau mengatakan
siapa ibunya? Dimana ibunya berada? Bahkan Cinta tidak tahu bagaimana wajah
ibunya. Ayah Cinta telah menghapus semua jejak tentang ibunya.
Cinta semakin merasa tersisih. Sejak
ayahnya menikah dengan Mama Alia, dan membawa dua saudara tiri. Tak pernah ia
temukan surga di rumahnya. Sampai suatu hari hadir seorang laki-laki, Makky
Matahari Muhammad. Lelaki yang humoris tapi santun itu mengenalkan sebuah dunia
baru kepada Cinta. Membawakan setitik cerah di kehidupannya.
Hingga terbongkarlah rahasia besar selama
belasan tahun. Mungkinkah ibunya masih hidup? Munginkah Cinta dapat membalaskan
jutaan rindu yang terpatri di mata perinya itu?
Cinta harus menempuh perjalanan jauh
untuk membalaskan rindu di matanya itu. Menelusuri jejak ibunya di setiap
penjuru langit. Ketika dihadapkan dengan jalan buntu, Cinta berjuang. Ia
semakin mendekatkan dirinya kepada Allah. Mencari-cari sebuah jawaban dimanakah
ibunya? Dalam sujud-sujudnya yang panjang.
Hingga tuntas senja di Madinah.
…
Cinta di ujung sajadah
Ketika hamba kehilangan arah
Rindukan cinta yang tak kenal salah
Cinta… tanpa hawa dunia…
Potongan lirik lagu “Cinta di Ujung
Sajadah” karya sang penulis Asma Nadia yang dinyanyikan oleh Bestari (Bersama
Cinta dan Ridho Illahi). Sebuah tim nasyid muslimah dengan personil awal:
Yuni Prihayati, Farida Ariyani, Novi Kristiani, Ovi, dan Asma Nadia sendiri.
Penulis bernama Asma Nadia sudah tidak
asing lagi di Forum Lingkar Pena. Terbukti dengan karya-karyanya berupa cerpen
dan novel mendapatkan berbagai penghargaan. Selain menulis fiksi ataupun
nonfiksi ia juga menulis sebuah lirik lagu yang sekarang menjadi sebuah
sountrack novel. Lagu “Cinta di Ujung Sajadah” bersama lagu Bestari Nasyid
lainnya dimuat dalam CD bonus setiap pembelian buku novel ini.
Novel ini merupakan revisi dari salah
satu novel lamanya yang berjudul “Ada Rindu di Mata Peri”. Novel ini merupakan
salah satu novel lama favorit Asma Nadia. Karena isinya bukan hanya
mementingkan romantisme cinta antara laki-laki dan perempuan saja, tetapi
berbicara tentang cinta yang lebih luas. Cinta yang menyentuh kita sehari-hari.
Cinta seorang ibu yang terkadang dimaknai oleh seorang anak.
Novel ini membuat pembacanya mengikuti
suasana novel. Sehingga tidak jarang ada bagian kisah yang membuat pembaca
menguras air mata. Kisahnya yang sangat dramatis terasa begitu ringan dibaca,
deskriptif, menarik, tetapi tidak mengurangi hikmah-hikmah yang terkandung
dalam novel tersebut. Harus diakui, dalam novel ini tidak hanya menghibur
pembacanya. Melainkan juga dapat menjadi teladan bagi para pembacanya.
Lewat novel ini kita akan dibawa ke masa
lalu, yaitu saat Cinta berusia belasan tahun. Latar belakang novel ini sendiri
adalah di beberapa kota besar di pulau jawa. Seperti Bogor, Jakarta, Bandung,
sampai Jogjakarta. Ceritanya yang deskirtif menggambarkan realitas keadaan di
setiap kota yang dijelajahi Cinta ketika pencarian ibunya.
Banyak konflik batin yang dialami Cinta
sehingga membuat dirinya berubah menjadi lebih baik. Menjadi semakin dekat
kepada Tuhannya. Selain itu karena sahabat-sahabat Cinta yang sangat mengerti
arti persahabatan mengajarkan kita tentang sebuah kesetia kawanan.
Namun kekurangannya dalam kisah ini tidak
berakhir happy ending. Sehingga cukup menguras air mata. Walaupun begitu, kita
dapat memetik banyak teladan baik itu dari sifat-sifat Cinta, maupun arti
sebuah cinta seorang anak terhadap ibunya. Membuat kita menyadari bahwa cinta
seorang ibu itu sangatlah tulus.
Buku ini layak dibaca oleh semua kalangan
yang mencari-cari arti sebuah cinta yang sebenarnya. Meski kebanyakan dalam
novel ini mengisahkan tentang masa lalu Cinta saat berumur belasan tahun. Namun
novel ini juga mengisahkan siapa sosok suami yang telah menikahi Cinta. Bukan
hanya cinta antara laki-laki dan perempuan. Tapi juga cinta seorang anak
terhadap ibunya.
Beruntunglah bagi setiap orang yang
sampai sekarang dapat melihat ibu dan bapaknya masih ada di samping
anak-anaknya. Cinta tidak pernah merasakan bahkan mengetahui wajah ibunya saja
ia tidak pernah. Sahabat, pembantunya, dan sekarang yang menjadi suaminya lah
yang masih bisa membuatnya merasakan surga itu.
Kendati begitu “Surga di bawah telapak
kaki ibu” tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun. Berbaktilah kepada kedua
orangtua terlebih lagi kepada ibu yang telah mengandung kita selama sembilan
bulan. Sehingga sebesar ini merawat dan mendidik kita tanpa kenal keluh kesah.
https://referensibukubagus.wordpress.com/2015/03/07/sinopsis-dan-resensi-buku-cinta-di-ujung-sajadah-karya-asma-nadia/