Kamis, 26 Juni 2014

Asas- Asas Pengorganisasian kantor

Menurut Dr. Sedarmayanti, M.Pd. Dalam bukunya Manajemen Perkantoran.  Asas-asas Pokok Pengorganisasian adalah sebagai berikut:
  a. Asas Pembagian Tugas
  Asas dalam pembagian tugas menentukan perlunya tugas untuk
  dibagi habis sehingga dapat dijamin adanya bagian yang
  bertanggung jawab dalam menyelenggarakan tugas termaksud.
  Oleh karena itu maka perlu adanya perumusan tugas yang jelas
  sehingga dapat dicegah duplikasi, benturan dan kekaburan.
  b. Asas Fungsionalisasi

  Asas ini menentukan bahwa dalam penanganan suatu masalah dan dalam rangka mewujudkan koordinasi yang mantap antar kegiatan, maka bagian fungsional berkewajiban memprakarsainya.
c. Asas Koordinasi
  Asas ini menekankan perlunya setiap bagian menserasikan,memadukan dan menyelaraskan baik dalam kegiatan, waktu,maupun perumusan kebijakan serta pengawasan, pemrogramandan penganggaran, pengendalian serta pengawasan tugas dan fungsi yang diembannya.
d. Asas Kesinambungan
  Asas kesinambungan mengharuskan bahwa tugas-tugas harus berjalan secara terus menerus sesuai dengan kebijakan dan program yang telah ditetapkan, tanpa tergantung pada diri pejabat tertentu.
e. Asas Akrodion
  Asas akrodion menentukan bahwa organisasi dapat berkembang atau mengecil sesuai dengan tuntutan tugas dan beban kerjanya.
f. Asas Pendelegasian Wewenang
  Asas ini mengharuskan setiap pimpinan untuk melimpahkan sebagian tugas dan kewenangannya kepada pejabat bawahannya.
g. Asas Keluwesan
  Asas keluwesan menghendaki agar organisasi selalu mengikuti danmenyesuaikan diri dengan perkembangan dan perubahan keadaan, sehingga dapat dihindarkan kekakuan dalam pelaksanaan tugas.
h. Asas Rentang Pengendalian
  Dengan asas rentang pengendalian ini dimaksudkan agar dalam menentukan jumlah satuan organisasi atau orang yang dibawahi oleh seorang pejabat pimpinan, diperhitungkan secara rasional mengingat terbatasnya kemampuan seorang pimpinan, atasan dalam mengadakan pengendalian terhadap bawahnya.

Rabu, 25 Juni 2014

Menerima Panggilan Telepon Masuk

Tujuan Menerima Panggilan Telepon Masuk
vMenanyakan Informasi,
vMemberikan Informasi,
vMemberikan Informasi, dan
vPersoalan  Pribadi.

7 Sikap Dalam Menerima Panggilan Telepon Masuk
1.Caring, yaitu memperhatikan mendengarkan dan mencatat semua isi pembicaraan penelpon.
2.Controlled, yaitu mampu menjaga dan mengontrol emosi pada saat penelpon marah.
3.Committed, yaitu merasa terkait dengan organisasi perusahaan, tidak melemparkan masalah dengan orang lain atau lepas tanggung jawab.
4. Confident, yaitu penuh keyakinan dalam mengatasi persoalan yang timbul.
5. Considerate, yaitu sikap persahabatan dan menjaga emosi penelpon .
6. Creative, yaitu kemampuan untuk menemukan cara yang efektif dalam bekerja.
7. Contagious, yaitu selalu memelihara keakraban, kegembiraan, kesejukan, dan kedamaian kepada penelpon.

Macam – Macam Panggilan Telepon Masuk
oPanggilan berupa keluhan pelanggan yang tidak puas.
oPanggilan dari pelanggan yang bersifat meminta informasi.
oPanggilan permintaan ingin berbicara dengan pimpinan.
oPanggilan yang bernada mengancam.

Langkah – langkah Menerima Panggilan Telepon Masuk
üMenyiapkan kertas dan alat tulis.
üJangan biarkan telepon berdering sampai 3 kali.
üBerbicaralah dengan nada yang enak didengar, agar bisa lebih akrab panggilan si penelpon dengan namanya.
üBerbicara di pesawat harus terdengar menyenangkan bagi lawan bicara.
üSimak semua pembicaraan dengan seksama dan penuh perhatian jangan berkali-kali memotong pembicaraan.
üHindari kata “apa” dan “hah” bila kata-kata penelpon kurang jelas.
üApabila ada pesan, catatlah dengan teliti semua pesan yang disampaikan penelpon segera sampaikan kepada yang berhak menerima pesan tersebut.
üApabila pihak penelpon ingin segera berbicara dengan pimpinan, segera perator telepon, resepsionis atau sekreataris meminta waktu sebentar untuk konfirmasi dengan pimpinan.
üAkhiri pembicaraan telepon dengan mengucapkan terimakasih dan salam penutup, biarkan penelpon yang meletakan gagang pesawat teleponya terlebih dahulu, setelah itu baru letakan gagang pesawat telepon Anda.

Hal – hal Yang Harus Dihindari Sekretaris Dalam Komunikasi 
Melalui Telepon :
Memakai bahasa informal, terutama kepada orang yang belum akrab atau belum tahu siapa orang yang berbicara,
Berbicara dengan orang lain selagi berbicara di telepon,
Berbicara sambil makan sesuatu atau mengunyah permen, dan
Berbicara terlalu banyak basa – basi.
Berbicara dengan nada kasar atau membentak.
Berbicara dengan memerintah.
Penelepon dibiarkan menunggu terlalu lama, tanpa penjelasan, hanya bunyi musik yang diperdengarkan.
Penelepon ditransfer berkali – kali atau ditransfer ke alamat yang salah.
Nada dan intonasi terkesan malas atau tak ramah.

Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan Ketika Mencatat Pesan Telepon
Mencatat tanggal, waktu, nama lengkap penelepon, nama perusahan, nomor telepon, isi pesan untuk pimpinan, tanda tangan, penerima telepon.
Memindahkan segera ke lembar pesan telepon (LPT).
Meletakkank pesan telepon diatas meja orang yang dituju atau diatas meja pimpinan agar mudah dilihat.
Meletakkan pesan telepon tempatnya kembali.

     Berita Telepon

Hari, Tanggal  :........................................................
Waktu               :........................................................
Dari                    :........................................................
Perusahaan     :........................................................
Alamat              :........................................................
No. Telepon    :........................................................
Untuk                :........................................................
Pesan                :........................................................
                             :........................................................
                             :........................................................           
        Kendal,.....................................
       Yang menerima telepon

Jumat, 20 Juni 2014

Hewan Laut

Belangkas



Belangkas betina (mintuna)
Belangkas (suku Limulidae) mencakup empat jenis hewan beruas (artropoda) yang menghuni perairan dangkal wilayah paya-paya dan kawasan mangrove. Kesemuanya merupakan anggota suku Limulidae dan menjadi satu-satunya wakil dari bangsa Xiphosurida yang masih sintas di bumi. Cetakan fosil hewan ini tidak mengalami perubahan bentuk berarti sejak masa Devon (400-250 juta tahun yang lalu) dibandingkan dengan bentuknya yang sekarang, meskipun jenisnya tidak sama.
Orang Jawa menyebut mimi untuk yang berjenis kelamin jantan dan mintuna untuk yang betina. Hewan ini monogamik, sehingga sering dijadikan simbol kelanggengan pasangan suami-isteri. Orang Inggris mengenalnya sebagai horseshoe crab atau "ketam ladam" karena bentuknya yang dianggap seperti ladam kuda.

Jenis – jenis Belangkas
·         Marga Carcinoscorpius
·         Carcinoscorpius rotundicauda, mimi ranti, hidup di perairan mangrove Asia Tenggara
·         Marga Limulus
·         Limulus polyphemus, menghuni pantai-pantai timur Amerika Utara
·         Marga Tachypleus
·         Tachypleus gigas, mimi bulan, menghuni pantai Asia Tenggara dan Asia Selatan
·         Tachypleus tridentatus, menghuni pantai-pantai Asia Timur
Dari keempat jenis ini, hanya L. polyphemus yang tidak ditemukan di perairan Indonesia.
Kegunaan
Esktrak plasma darahnya (haemocyte lysate) banyak digunakan dalam kajian biomedis dan lingkungan. Di Amerika Serikat, Cina, dan Jepang ekstrak darah ini digunakan sebagai bahan pengujian endotoksin serta untuk mendiagnosis penyakit meningitis dan gonorhoe. Serum anti-toksin menggunakan belangkas telah berkembang di Eropa, Amerika Serikat, Jepang, dan Asia Barat. Warna darah belangkas adalah biru, terbentuk dari senyawa mirip hemoglobin pada manusia, yang disebut hemosianin. Apabila hemoglobin memiliki atom besi sebagai pusat, hemosianin memiliki atom tembaga sebagai pusatnya.
Daging dan telur belangkas bisa dikonsumsi. Masyarakat Melayu di Kota Tinggi, Johor, mengenal masakan asam pedas dan sambal tumis belangkas. Belangkas juga disantap dengan hanya memanggang atau membakar saja. Namun demikian, belangkas menghasilkan sejenis racun yang bisa memabukkan. Hanya bagian tertentu saja boleh dimakan dan hanya seorang yang sudah terbiasa dan ahli saja yang mengetahui cara menyajikan makanan laut dari belangkas ini.
Ada peribahasa dalam masyarakat Jawa iaitu 'mimi-lan-mintuno' yang berarti cinta sejati, karena hewan ini seringkali ditemukan berpasangan.


Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Rabu, 18 Juni 2014

Menulis Surat Lamaran Pekerjaan

Standard Kompetensi
Kompetensi Dasar

  Menulis Surat lamaran pekerjaan berdasarkan unsur-unsur dan struktur

Indikator
1.Mengidentifikasi unsur-unsur surat lamaran pekerjaan.
2.Menjelaskan prinsip-prinsip penulisan bagian-bagian surat lamaran pekerjaan.
3.Menulis surat lamaran pekerjaan berdasarkan iklan atau inisiatif sendiri.

Materi
Pengertian surat lamaran pekerjaan
Surat lamaran pekerjaan adalah sehelai kertas yang memuat bahan komunikasi yang disimpan oleh seseorang kepada orang pihak lain, baik organisasi atau kantor berisikan permohonan bekerja.

Unsur - Unsur Surat Lamaran Pekerjaan

¢Tanggal Surat
  Penulisan tanggal surat tidak perlu didahuli oleh nama tempat/kota jika nama kota telah tercantum dalam kop surat/kepala Surat. Selain itu, angka tahun perlu diikuti tanda baca apapun.
¢Nomor Surat
  Diketik segaris dengan tanggal, bulan dan tahun. Surat resmi selalu diberi nomor surat, kode, dan tahun.
Misalnya, Nomor : 17/TJ/2011

Materi
Lampiran
 Apabila dalam surat ada yang dicantumkan, seperti kuitansi, brosur, atau fotocopy, pelampiran tersebut cukup ditulis jumlahnya saja apa lampiran. Jika tidak ada yang dilampirkan berarti kata lampiran tidak perlu dicantumkan dan penulisan langsung pada Nomor Surat dan Perihal.
Perihal Surat
   Penulisannya haruslah :
  Bagian hal atau perihal hendaknya dituliskan secara ringkas dengan inti yang akan dibahas didalam isi surat.

Materi
Alamat Surat
Penulisan alamat surat sebagai berikut :
 Penulisan alamat tidak perlu diawali dengan kata kepada karena sudah jelas bahwa alamat yang ditulis adalah alamat yang dituju.
  contoh :
  Yth. Direktur Personalia PT Abadi Jaya
    Jln. Pendidikan 50
    Jakarta Pusat 

Materi
Salam pembuka
 Yang cukup dikenal diantarannya sapaan “Dengan hormat” sapaan ini ditulis sebagai berikut,
  Dengan hormat,
    sapaan-sapaan yang bernada takzim, hormat, resmi, dan tidak berlebihan.
  kalimat pembuka yang biasa digunakan ada beberapa macam bergantung kepada keperluan surat, seperti contoh  berikut:
Menyambung surat kami tanggal .... no ...
Dengan ini kami beritahukan bahwa ....

Senin, 16 Juni 2014

Analisis Lirik Tinjauan Aspek Gramatikal dan Leksikal



Analisis Lirik Lagu “Yang Kutahu Cinta itu Indah”
Tinjauan Aspek Gramatikal dan Aspek Leksikal

“Yang Kutahu Cinta itu Indah”
Tak pernah aku membayangkannya
Bila insan sedang patah hati
Kali ini kurasakan sesungguhnya

Siang hariku baagaikan malam
Pelangiku berwarnakan kelam
Inikah yang dinamakan patah hati

Tak ingin kujalani cinta yang begini
Yang kutahu cinta itu indah
Tak ingin kurasakan jiwa yang tak tenang
Ku mau kau tetap disisiku
                        dipopulerkan oleh Afgan Feat Nagita

I.     Pendahuluan
Komunikasi dalam karya sastra merupakan komunikasi tanpa komunikasi (Aminudin dalam Puitika,edisi 01/Th.1/1984:4). Artinya, dalam komunikasi tersebut hubungan antara komunikator dengan komunikanmengandung ketidakpastian sebab pengarang tidak pernah tahu persis siapa penanggapnya. Interaksi yang tercipta adalah interaksi antara penanggap (pembaca) dengan karya sastra. Lirik lagu merupakan salah satu bentuk puisi, sebab bahasa dalam lirik lagu adalah diksi pilihan yang indah dan padat seperti halnya dalam puisi. Sebagai salah satu bentuk puisi, dalam lagu juga terdapat amanat yang hendak disampaikan melalui bahasanya yang indah. Salah satunya adalah lirik lagu “Yang Kutahu Cinta itu Indah” yang dipopulerkan oleh Afgan Syahreza dan Gita Gutawa yang pernah dinyanyikan dalam konser musik yang digelar secara berkala di salah satu stasiun televisi swasta nasional.
Lirik lagu “Yang Kutahu Cinta itu Indah” ini bercerita tentang perasaan seseorang yang sedang dilanda patah hati karena ditinggalkan oleh kekasihnya. Perasaannya benar-benar hancur, hal tersebut tecermin dalam ungkapan siang hari yang terasa seperti malam, bahkan pelangi yang berwarna indah terlihat kelam. Keindahan lirik lagu tersebut terletak pada kesederhanaan bahasa yang digunakan dan pemilihan diksi yang tepat, sehingga pesan yang hendak disampaikan lebih mudah dipahami.
  
II.  Analisis Aspek Gramatikal dan Leksikal
A.     Aspek Gramatikal “Yang Kutahu Cinta itu Indah”
Aspek gramatikal wacana adalah analisis mengenai segi bentuk atau struktur lahir wacana (Sumarlam, 2003:23). Analisis aspek gramatikal wacana lirik lagu “Yang Kutahu Cinta itu Indah” meliputi : pengacuan (referensi), penyulihan (substitusi), dan pelesapan (elipsis). Sedangkan konjungsi atau perangkaian tidak terdapat dalam lirik lagu tersebut karena diksi yang dipilih benar-benar padat dan sederhana sehingga meminimalisir penggunaan konjungsi.
                 1.      Pengacuan (Referensi)
Pengacuan atau referensi adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan ligual lain yang mendahului atau mengikutinya. Dalam wacana lagu “Yang Kutahu Cinta itu Indah” terdapat tiga jenis pengacuan, yaitu pengacuan persona, pengacuan demonstratif, dan pengacuan komparatif. 
1.      Pengacuan Persona
     Pengacuan persona direalisasikan melalui pronomina persona. Dalam lirik lagu “Yang Kutahu Cinta itu Indah” ditemukan dua pronomina, yaitu pronomina pertama tunggal dan pronomina kedua tunggal. Kedua pronomina tersebut berupa pronomina bentuk bebas (aku dan kau) dan pronomina terikat berupa lekat kanan(-ku) dan kiri(ku-) yang terdapat pada kutipan berikut:
-          Tak pernah aku membayangkannya  (I.1)
-          Kali ini kurasakan sesungguhnya      (I.2)
-          Kuingin kau tetap disisku                 (I.3)
Pada kutipan tersebut pronomina aku, lekat kanan dan lekat kiri (ku- dan -ku) mengacu pada orang yang ditinggalkan kekasihnya (penutur), sedangkan pronomina kau mengacu pada orang yang meninggalkan kekasihnya.
2.      Pengacuan Demonstratif
Pengacuan demonstratif merupakan pengacuan kata ganti penunjukan yang meliputi pronomina demonstratif waktu dan tempat. Dalam lirik lagu “Yang Kutahu Cinta itu Indah” pengacuan tersebut terdapat pada :
-          Kali ini kurasakan yang sesungguhnya         ( I.3  )
-          Siang hariku bagaikan malam                      ( II.1 )
-          Inikah yang dinamakan patah hati                ( II.3 )

-          Yang kutahu cinta itu indah                         ( III.2)

Pada kutipan tersebut pronomina kali ini mengacu pada waktu kini atau sekarang, pronomina siang dan malam mengacu pada waktu netral, pronomina ini (inikah) mengacu pada tempat yang dekat dengan penutur, sedangkan pronomina itu mengacu pada tempat yang agak dekat dengan penutur.
3.      Pengacuan Komparatif
Pengacuan komparatif merupakan salah satu jenis kohesi gramatikal yang bersifat membandingkan dua hal atau lebih yang memiliki kesamaan dalam bentuk sikap, sifat, watak, perilaku, dan sebagainya. Kata-kata yang digunakan untuk membandingkan yaitu: seperti, bagai, bagaikan, laksana, sama dengan, tidak berbeda dengan, persis seperti, dan persis sama dengan. Dalam lirik lagu “Yang Kutahu Cinta itu Indah” hanya ditemukan satu perbandingan saja, yakni bagaikan yang terdapat pada kutipan:
-          Siang hariku bagaikan malam           (II.1)
Perbandingan tersebut mengacu pada pertentangan antara sesuatu yang terang dan indah dengan hal yang gelap dan suramyang diperjelas dengan baris selanjutnya yaitu
-          Pelangiku berwarnakan kelam                      (II,2)
Yang menunjukan sesuatu yang berbalik atau bertentangan, sebab pelangi biasanya berwarna indah, tapi bagi penutur terlihat kelam, hal tersebut menggambarkan suasana hati penutur.
                 2.      Penyulihan (Substitusi)
Penyulihan atau substitusi ialah salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa penggantian unsur satuan lingual tertentu dengan satuan lingual lain dalam wacana untuk memperoleh unsur pembeda. Dalam lirik lagu “Yang Kutahu Cinta itu Indah” terdapat satu substitusi, yaitu pada kutipan “Tak ingin kujalani cinta yang begini” (III.1). Kutipan tersebut menggantikan perasaan penutur yang telah diungkapkan pada dua bait sebelumnya dan diperjelas dengan ungkapan pada baris selanjutnya, yaitu pada kutipan :
-          Tak ingin kurasakan jiwa yang tak tenang         (III.3)
Substitusi tersebut tergolong substitusi klausal, sebab kata begini menggantikan klausa yang ada dalam lirik lagu tersebut.
                 3.      Pelesapan (Elipsis)
Pelesapan atau elipsis adalah salah satu jenis kohesi gramatikal berupa penghilangan atau peniadaan satuan lingual tertentu yang telah dipahami sebelumnya. Dalam lirik lagu “Yang Kutahu Cinta itu Indah” ditemukan pelesapan pada kutipan berikut :
-          Tak pernah ɸ aku membayangkannya                           ( I.1  )
Tak pernah bisa aku membayangkanya
-          Bila ɸ insan sedang ɸ patah hati                                  ( I.2  )
Bila seorang insan sedang merasa patah hati
-          Siang hariku ɸ bagaikan malam                                    ( II.1 )
Siang hariku terasa bagaikan malam
-          Pelangiku ɸ berwarnakan kelam                                   ( II.2 )
Pelangiku terlihat berwarnakan kelam
-          Tak ingin kurasaka jiwa yang ɸ tak tenang                   ( III.3)
Tak ingin kurasakan jiwa yang terasa tak tenang
-          ɸ Ku ingin kau tetap kau tetap disisiku                         ( III.4)
Sungguh kuingin kau tetap disisku
Pelesapan yang terdapat dalam lirik lagu “Yang Kutahu Cinta itu Indah” adalah pelesapan tentang perasaan penutur, hal tersebut dilakuan agar bahasa dalam lirik lagu tersebut lebih kohesif dan praktis dalam komunikasi.

B.      Aspek Leksikal “Yang Kutahu Cinta itu Indah”
Aspek leksikal adalah hubungan antara unsur dalam wacana secara semantis. Dalam analisis aspek leksikal yang menandai keherensi pada lirik lagu “Yang Kutahu Cinta itu Indah” hanya terdapat tiga macam penanda, yaitu repetisi (pengulangan), sinonimi (padan makna kata), dan antonimi (perlawanan makna kata).
                 1.      Repetisi (Pengulangan)
Repetisi atau pengulangan adalah satuan lingual yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai (Sumarlam, 2003:34). Dalam analisis lirik lagu “Yang Kutahu Cinta itu Indah” hanya terdapat satu perulangan, yakni perulangan epizeuksis pada kutipan berikut :
-          Tak ingin kujalani cinta yang begini                  (III.1)
 Yang kutahu cinta itu indah                             (III.2)
-          Tak ingin kurasakan jiwa yang tak tenang        (III.3)
 Ku mau kau tetap disisiku                              (III.4)
Repetisi epizeuksis pada kutipan tersebut mengacu pada perasaan sedih dan galau penutur karena ditinggal pergi oleh kekasihnya.
                 2.      Sinonimi (Padan Makna Kata)
Sinonimi atau padan makna kata adalah salah satu aspek leksikal untuk mendukung kepaduan wacana. Sinonimi berfungsi untuk menjalin hubungan makna yang sepadan antara satuan lingual tertentu dengan satuan lingual lain dalam satu wacana. Dalam lirik lagu “Yang Kutahu Cinta itu Indah” terdapat sinonimi antara morfem bebas (aku) dengan morfem terikat lekat kanan (-ku) dan morfem terikat lekat kiri (ku-). Hal tersebut terlihat dalam beberapa bait, misalnya pada kutipan berikut :
-          Tak pernah aku membayangkannya      ( I.1 )
-          Bila insan sedang patah hati                  ( I.2 )
-          Kali ini kurasakan sesungguhnya           ( I.3 )
-           Siang hariku baagaikan malam             ( II.1)
...
                 3.      Antonimi (Perlawanan makna Kata)
Antonimi atau perlawanan makna kata dapat diartikan sebagai satuan lingual yang maknanya berlawanan/beroposisi dengan satuan lingual lain. Antonimi disebut juga oposisi makna, mencakup konsep yang betul-betul berlawanan sampai pada oposisi yang hanya kontras makna saja. Dalam lirik lagu “Yang Kutahu Cinta itu Indah” terdapat satu macam antonimi, yakni oposisi mutlak yang terdapat dalam kutipan :
-          Siang hariku bagaikan malam    (II.1)

Siang dan malam memiliki perlawanan makna yang mutlak seperti gelap dan terang yang biasanya melambangkan melambangkan asosiasi waktu.