Belangkas
Belangkas betina (mintuna)
Belangkas (suku Limulidae) mencakup empat jenis
hewan beruas (artropoda) yang
menghuni perairan dangkal wilayah paya-paya dan kawasan mangrove.
Kesemuanya merupakan anggota suku Limulidae dan menjadi
satu-satunya wakil dari bangsa Xiphosurida yang masih
sintas di bumi. Cetakan fosil hewan ini tidak mengalami perubahan bentuk
berarti sejak masa Devon (400-250 juta tahun
yang lalu) dibandingkan dengan bentuknya yang sekarang, meskipun jenisnya tidak
sama.
Orang Jawa menyebut mimi untuk yang berjenis kelamin jantan dan mintuna untuk yang betina. Hewan ini monogamik,
sehingga sering dijadikan simbol kelanggengan pasangan suami-isteri. Orang Inggris mengenalnya sebagai horseshoe crab atau "ketam ladam" karena
bentuknya yang dianggap seperti ladam kuda.
Jenis – jenis Belangkas
Kegunaan
Esktrak plasma darahnya (haemocyte lysate) banyak digunakan dalam
kajian biomedis dan lingkungan. Di Amerika Serikat, Cina,
dan Jepang ekstrak
darah ini digunakan sebagai bahan pengujian endotoksin serta untuk mendiagnosis penyakit meningitis dan gonorhoe. Serum anti-toksin menggunakan belangkas
telah berkembang di Eropa, Amerika Serikat, Jepang, dan Asia Barat. Warna darah
belangkas adalah biru, terbentuk dari senyawa mirip hemoglobin pada manusia,
yang disebut hemosianin.
Apabila hemoglobin memiliki atom besi sebagai pusat, hemosianin memiliki atom tembaga sebagai pusatnya.
Daging dan telur belangkas bisa dikonsumsi. Masyarakat
Melayu di Kota Tinggi, Johor, mengenal masakan asam pedas dan sambal tumis
belangkas. Belangkas juga disantap dengan hanya memanggang atau membakar saja.
Namun demikian, belangkas menghasilkan sejenis racun yang bisa memabukkan.
Hanya bagian tertentu saja boleh dimakan dan hanya seorang yang sudah terbiasa
dan ahli saja yang mengetahui cara menyajikan makanan laut dari belangkas ini.
Ada peribahasa dalam masyarakat Jawa iaitu
'mimi-lan-mintuno' yang berarti cinta sejati, karena hewan ini seringkali
ditemukan berpasangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar