Senin, 16 Juni 2014

Perkembangan Teknologi Bebatuan

Perkembangan Teknologi

Perlu kalian ketahui bahwa sekalipun belum mengenal tulisan manusia purba mengembangkan kebudayaan dan teknologi. Teknologi waktu itu bermula dari teknologi  bebatuan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan. Peralatan tersebut berfungsi serba guna. Tahap paling awal adalah alat yang digunakan masih bersifat kebutuhan dan seadanya serta bersifat trialanderor. Awalnya mereka hanya menggunakan benda-benda dari alam terutama batu. Pada zaman ini berkembang dalam kurun waktu yang begitu panjang. Oleh karena itu, para ahli kemudian membagi kebudayaan zaman batu di era praaksara ini menjadi beberapa tahap perkembangan yaitu, Paleolitikum, Mesolitikum, dan Neolitikum. Paleolitikum itu sendiri adalah zaman purba tertua, pada masa ini sudah meninggalkan fosil flora dan fauna, berlangsung kira-kira 350.000.000 tahun. Sedangkan Mesolitikum adalah zaman batu tengah atau madya, pada masa ini hewan mamalia, hewan amfibi, aves, dan tumbuhan berbunga mulai ada, berlangsung kira-kira  140.000.000 tahun. Dan yang terakhir Neolitikum adalah zaman batu baru, zaman ini dapat dibagi menjadi dua tahap (Tersier dan Quarter), zaman es mulai menyusut dan makhluk tingkat tinggi dan manusia mulai hidup, berlangsung kira-kira 60.000.000 tahun yang lalu.

1.         Batu dan Tulang

Peralatan pertama yang digunakan oleh manusia purba adalah alat-alat dari batu dan tulang. Peralatan ini berkembang pada zaman Palaezoicum atau zaman batu tua, zaman ini bertepatan dengan zaman Neozoicum pada akhir zaman Tersier dan awal zaman Quatair ini berlangsung sekitar  600.000 tahun yang lalu. Pada zaman batu tua ini hasil kebudayaan terbuat dari batu yang relatif masih sederhana dan kasar. Kebudayan zaman Palaezoicum terbagi manjadi :

a.         Kebudayan Pacitan

Kebudayaan ini ada di daerah Pacitan, Jawa Timur. Seorang ahli, Von Koenigwald yang melakukan penelitian pada tahun 1935 telah menemukan beberapa hasil teknologi atau alat-alat bebatuan di daerah Punung. Alat ini masih kasar,dan bentuk ujungnya agak runcing, tergantung kegunaan biasanya sering disebut dengan kapak genggam atau kapak perimbas digunakan untuk menusuk binatang atau menggali tanah sat mencari umbi-umbian. Selain itu di Pacitan ditemukan alat batu yang disebut chopper sebagai alat penetak dan ditemuka juga alat-alat serpih.

b.         Kebudayaan Ngandong

Kebudayaan ini ada di daerah Ngandong dan Sidorejo, dekat Ngawi. Disini banyak ditemukan alat dari batu dan tulang. Alat-alat dari tulang ini berasal dari tulang binatang dan tanduk rusa yang diperkirakan digunakan sebagai penusuk atau belati. Selain itu ada tombak yang bergerigi. Di Saringan juga ditemukan alat- alat dari batu, bentuknya indah seperti kalsedon yang sering disebut dengan flakke. Sebaran artefak dan peralatan palaezoicum cukup luas dari daerah-daerah di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bali, NTB, NTT, dan Halmahera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar